Friday, February 8, 2008

Had I Already Took It ?

One day, i went to school as usuall.That day was very enjoyable day because there was no lesson taught. Beside that the school activities were ended earlier. I didn't went home first, Ambar and Linda invited me to accompany them to go to market.
Ambar and LInda had planned everything a night. They would buy shoes and bags. On the other hand, I did not know what to buy?. I decided to buy a socks.
We walked around the market till we found a socks' seller. There were so many beautiful socks. Ambar chose me a funny socks. I took it and paid for.
After walking about ten meters, I saw Linda brought a socks. It was same with mine.
" Linda, is that your socks?" I said
"it's yours, Ambar chose it for you"
"Oh my God!! Whose socks is in my bag?" I shouted

I was just realized that i took another unpaid socks. The socks which was chosen by Ambar was taken by Linda. We went back to the seller and put it back. We asked apologize to the seller and explained how it could happen.
"huh.. i was embarassed"

Kado Pertama

Surprising!! anak yang hanya berotak mini, pendiam, kurang gaul lagi, bisa lulus Unas SMP dengan NEM alias Nilai Ebtanas Murni tertinggi di sekolahannya bahkan se Kecamatan.
Hari pengumuman nilaihasil Unas dan kelulusan tiba, Aldo berangkat sekolah diantar oleh kakaknya dengan mengendarai sepeda motor ber merk Legenda. Setibanya di Sekolah,Aldo memasuki gerbang, wuiihh tiba tiba Sandy, salah satu temannya, menjabat tangan Aldo.
"selamat ya!" seru Sandy gembira sambil menjabat tangan Aldo, tanda memberi selamat.
"lho, ada pa?" Aldo tercengangdan diam seperti orang orangan sawah.
"udahlah,masuk aja. aku pulang dulu ya!" timpal Sandy yang dengan sigap menjauhi Aldo.
Aldo makin penasaran. dia segera memasuki sekolahannya. Dia melihat ada banyak siswa kelas 9 berkerumun didepan ruang Lboratorium. Dan dengan segara menghampiri mereka.
waah.. betapa senang hati Aldo, dia melihat namanya terpampang dikertas istimewa 10 besar dan berada diurutan teratas.
Banyak temannya yang memberi ucapan selamat. cukup membanggakan memang, karena baru kali ini lah sekolahan Aldo menjadi yang terbaik se Kecamatan. Dan itu Aldo yang meraihnya.
Aldo dan beberapa temannya mulai mencari sekolah baru yang tingkatnya lebih tinggi. Aldo diterima masuk di sekolah menengah tingkat atas favorit. Dia harus bertamu dan berteman dengan siswa siswi yang belum dikenalnya lagi.

Sudah hampir seminggu masuk kelas baru, tetapi Aldo masih juga malu berbicara dengan teman teman barunya. Dia hanya berbicara dan bergurau dengan teman se SMPnya. Ya.. namanya aja anak cupu dan agak kuper gitu.
Setelah kurang lebih sebulan, Aldo menyadari kalau dirinya tidak mungkin sendirian tanpa teman baru. Dia memberaikan diri berbicara dan bergaul dengan beberapa teman barunya. Terutama teman cewek (ada maksudnya kalee).
Mulanya Aldo hanya duduk sendirian dibangku depan dekat dengan pintu kelas. Tapi Jedi, salah satu penghuni kelas Aldo, duduk sebangku dengannya.
"Do,aku boleh kan duduk disini?" tanya Jedi yang sedang duduk disebelah Aldo.
Sambil mengangguk dan mengiyakan permintaan Jedi, Aldo mencoba untuk akrab dengan Jedidan beberapa teman-teman yang ada dibelakang dan sampingnya.
Ya, tidak terlalu sulit lah untuk mendapatkan teman baru walaupun bagi seorang pendiam macam Aldo.
Hari-hari dijalani Aldo layaknya dulu waktu SMP. Berangkat sekolah diantar, belajar di Sekolah, pulang jalan kaki ke Terminal (itung-itung olahraga siang), lalu naik angkot.
Tapi ada yang berubah dari dirinya, Aldo labih sering berbincang dengan teman-temannya setelah bel pulang sekolah. Lumayan ada kemajuan.

Suatu hari sepulang sekolah, Aldo, Jedi, Beno, dan Titok pulang bersama via jalan kaki. Mereka berhenti sejenak di Masjid untuk sholat dhuhur. Dimasjid mereka mulai bergosip ria dan Titok yang memulai.
"Jed, kamu dah jadian ma Eta ya?"
"ngomong apa kamu Tok!" sangkal Jedi
Beno langsung menyahut
"iya bener Tok, waktu Jedi nembak Eta, aku liat kok"
"Jed, Jed, kamu itu ngeliat Eta dari apanya? udah badannya agak gendut, pendek lagi" Titok menyambar bagai petir
"oah.. tapi kan cantik" bela Jedi.
"iya iya yang lagi kasmaran. Terus aja dibela" Aldo ikut-ikutan menimpali
"trus kamu Do, gimana ma Naya?" tanya Jedi
"ya nggak gimana gimana"
lagi-lagi Titok ngomong
"wah-wah, Naya tu seksi, langsung aja! nggak usah kelamaan!"
"aku ma dia cuma temenan kok"
"teman apa teman?, tapi Naya kan udah punya cowok, anak kelas XII itu, namanya Nandar" dawuh Beno centil
"udah ah, ayo pulang" Aldo kesal

Semakin hari Aldo semakin dekat aja dengan Naya. Aldo bingung apa sebenarnya yang dirasakannya, dia berpikir pikir "apakah aku jatuh cinta?? jangan-jangan benar kata Jedi, kalo aku ada apa-apa ma Naya"
Itu dan itu terus yang mengisi pikiran Aldo. Dia menjadi lebih sering melihat atau paling tidak melirik ke arah Naya. Apalagi dia sekarang lagi dekat dengan Naya.
Tetapi Aldo berusaha menepis semua perasaan-perasaan yang dipikirnya. Dia berusaha meyakinkan dirinya bahwa Naya sudah mempunyai cowok dan dia tidak ingin menjadi orang ketiga. Lagipula apa coba yang dibanggakan dari seorang Aldo...

Waah.. hari senin tanggal 14 februari nih! tahu dong hari macam apa itu, yap, hari valentine alias hari kasih sayang seluruh dunia. Semua mengidam-idamkan, mengharapkan hari valentine, khususnya bagi mereka yang sudah punya pasangan atau kekasih.
Tapi lain bagi Aldo, hari senin tanggal 14 februari hanyalah hari biasa tak seistimewa anggapan orang lain.Hari senin, pasti upacara, kepanasan lagi, tambah item deh kulit, ada ulangan KWN juga. Hmm hari yang melelahkan.
Tet..tet..tet. 3 kali bel tanda waktu untuk mengakhiri kegiatan belajar mengajar. Aldo langsung menuju Musholla untuk sholat. Entah kenapa hari itu, dia ingin sendiri dan lebih nyaman sendiri. Setelah sholat, Aldo kembali ke kelas.
"waah masih ada banyak anak, tumben!" bisik Aldo dalam hati.
Terlihat Beno, Jedi, dan Titok sedang berbincang dan bercanda dengan Eta dan Naya. Aldo tidak ingin dirinya terbayang bayang Naya terus. Aldo keluar kelas dan menghampiri Desi dan Sila yang sedang duduk diluar kelas.
"hai tumben kok belum pulang?" sapa Aldo
"tahulah ni hari apa" Sila menjawab sapa Aldo
"oh.. lagi anu ya? ya.. deh.. yang dah punya anu!" goda Aldo
Tak lama kemudian, Dedi, cowoknya Desi datang. Dan dengan seketika Desi pun mengikutinya. Belum juga 5 menit Sila juga ikut-ikutan cabut setelah ada seorang cowok memanggilnya. Sendirian lagi deh Aldo. Huh kasihan.
"wei, nglamun aja. gak sholat ta?"tanya Titok
Dengan sedikit kaget, Aldo menjawab lirih.
"udah"
"kita sholat dulu ya"

"do, aku pulang dulu ya!!" teriak Jedi dalam radius 10 m dari Aldo.
"oh ya, hati-hati"
"Jedi pulang, Beno ma Titok sholat. aku harus ngapain?" pikir Aldo
Aldo masuk ke kelas. Didalam kelas hanya ada 2 orang, Eta dan Naya yang lagi duduk terpisah. Eta dikolom 3 dan Naya dikolom 1. Aldo mendekati Eta yang lagi makan snack.
"hai Ta, tadi ngomong pa aja ma anak-anak" Aldo membuka percakapan
"ya gitu itu,cerita-cerita" jawab Eta ketus
"ini loh Do, snack enak" Eta menyambar lagi.
Lagi-lagi Eta ngomong bertepatan dengan Naya keluar kelas.
"eh Do, gimana ma Naya"
"itu kan Naya, tanya aja sendiri kabarnya" jawab Aldo ketus
"maksudku, kamu ma Naya gimana perkembangannya" Eta mulai mencari gosip
"ya, baik-baik aja. kita masih sms-an, masih saling sapa"
"kalo ditanya selalu ngeles. kamu dah tembak dia ta?"
"ada aja!"
"tembak aja lagi!! aku dukung kok Do!!" Eta memberi semangat
"ah, udahlah. Naya loh dah punya cowok. Eh gimana ma Jedi. Dia ngasih coklat ke kamu ta?" Aldo mengalihkan pembicaraan
"coklat apanya! Jedi tu gak bener-bener cinta kok Do ma aku. oh ya, kamu gak ngasih aku coklat sih Do?"
"coklat apaan?? coklat yang 100,-an itu ta?"
"tobleron kek" Eta sedikit kesal

Naya masuk lagi ke kelas dan menekuk wajahny a di bangku baris 3 kolom 1.
"dia kenapa?" tanya Aldo pada Eta
"nggak tau, nunggu cowoknya kale!, kan Val-Day" jawab Eta lirih
Naya menghampiri Aldo,
"Do, ini" Naya berkata pada Aldo sambil menjulurkan sesuatu dari tangannya.
"makasih ya!!" jawab Aldo polos
"ihiiii, Do wajahmu kok memerah gitu!!" goda Eta
"waah, senengnya. aku dikasih coklat ma Naya. walaupun cuma coklat seharga 250,-. ini kado pertamaku dari seorang cewek" bisik Aldo senang. GR juga pastinya.

Naya kembali ke tempatnya,dan menekuk wajahnya lagi.
"ayo Do, langsung aja tembak lagi!! tuh Naya dah siap.." dukung Eta
"aku kasihan Ta, ma dia. kenapa cowoknya nggak dateng-dateng ya" bisik Aldo pada Eta
"gak tau Do, EGP"
"kamu kok gitu sih Ta? dia kan temanmu juga"

Suara ramai bergemuruh dari luar, Beno, Titok, Robin, Sila dan Desi masuk kekelas bareng-bareng. Suasana jadi ramai. Percakapan Aldo dan Eta berakhir. Semuanya saling bercanda dan Naya pun ikut gabung di kerumunan, walaupun dengan muka agak masam.
Aldo juga ikut bercanda dengan teman-temannya walaupun hanya ikut ketawa ketiwi dan tidak banyak bicara.

Kado pertama yang menyenangkan bagi Aldo, apalagi dari orang yang bisa jadi adalah cinta pertama Aldo.
"uh.. senangnya hatiku" ucap Aldo dalam hati
"cinta tak harus memiliki"pikirnya.

Last Wish

"Sam, aku pengen banget mencium kening mamaku sekali aja"
Mata Naena berlinang air mata dalam sekejap. Pipi kuning langsat nan mulus dibanjiri oleh air mata kesedihan yang dirasakan Naena. Naena memelukku dan menyandarkan kepalanya dipundakku. Ia terus-terusan menangis dan menangis. Aku bingung harus berbuat apa. Aku hanya bisa menyuruhnya bersabar dan melupakan sejenak segala keinginannya.
"kamu memang soulmateku Sam, juga satu-satunya keluarga yang kumiliki"

Tit..tit..tit..tit.., suara jam weker membangunkanku.
"wah, jam setengah tujuh"
Aku bergegas bangun dari kasur empuk yang menghangatkanku dan segera mandi, pakai baju, lalu kuliah.
Hari ini menyegarkan, aku kuliah pagi pastinya pulang nggak terlalu sore. Dikampus sudah banyak para golongan terpelajar yang berdatangan. Ada yang diantar ortunya, cowoknya dan jalan kaki sepertiku.
Redi, cowok termanis di kampus menyapaku dan mengajakku masuk keruang kelas bareng-bareng. Walaupun kita beda jurusan, tapi kelas jurusan kita nggak jauh, hanya berjarak 20 meter-an. Redi, selain mendapat gelar cowok termanis versi majalah kampus, Redi juga terkenal suka olahraga, selalu jadi kapten tim basket kampus. Yang paling membanggakan, Redi adalah mantan soulmate, sahabat, saudaraku Naena yang malang.
Sepulang kuliah, seperti hari-hari sebelumnya, aku harus jaga toko donat yang dirintis ibuku sejak 15 tahun lalu.
Entah kenapa ahri ini toko donatku sepi,belum ada satu pengunjungpun yang datang. Dari jauh terlihat sebuah motor dikendarai orang yang sepertinya kukenal. Orang itu turun dari sepeda motornya, dan masuk kedalam tokoku.
"sepi ya Sam, aku beli sekotak donatnya"
"oh.. kamu ta Red, beliin nenek kamu ya!!"
"iya, udah tua masih minta yang manis-manis. padahal giginya dah pada lari semua"
"dibuat jus kali donatnya"
Tiba-tiba sebuah pertanyaan yang tidak akan pernah aku ingin kan muncul dari bibir merah Redi.
"Sam, Naena dimana?, kok nggak pernah kelihatan ma kamu"
Aku terdiam mendengar pertanyaan itu dan serasa ingin menangis tapi kutahan.
"dia pindah Red, kamu nggak perlu tau dia dimana"
"lo.. kena.."
Aku langsung memotong omongan Redi.
"dah, semuanya sembilan ribu. cepet aku banyak kerjaan"
Redi tercengang dan merasa aneh dengan sikapku yang terkesan tidak menggubris dirinya. Entah marah atau tidak, Redi langsung pergi tanpa keluar kata apapun dari mulutnya.
Aku berlari kedalam, aku mencoba menahan tangisku tapi aku tak kuasa. Tetesan air mata membasahi pipiku, ibuku bingung kenapa aku lari meninggalkan toko dan malah menyendiri dikamar mandi. Setelah merasa lebih baik aku kembali ke toko.
Ternyata ibuku sudah ada didepan menjaga toko. Terlihat beliau berbincang dengan seorang wanita umur 30-an, rambut agak keriting dan cantik. Aku menghampiri mereka. Dan tak kusangka, serasa berhenti bumi ini berputar.
"Samantha kan?" tanya wanita itu.
"i..iya"
"kamu tau dimana Naena?" tanya wanita itu sekali lagi.
Aku bingung harus bilang apa, aku tak tahu. Naena menyuruhku untuk tetap bungkam pada siapapun.
"halooo, Sam, Naena dimana?, kamu tau kan?" suara lembut wanita itu mengagetkanku.
"saya tidak tau tante"
"kamu jangan bohong, saya ini ibunya, tolong kasih tau saya dimana Naena?" pinta wanita itu.
Wanita itu terus saja memaksaku agar aku memberitahu keberadaan Naena. Hal itu sungguh membuatku ingin menangis dan teringat akan Naena. Sungguh menyakitkan. Dengan penuh asa wanita itu terus memaksaku sampai-sampai wanita itu memohon dan berlutut dihadapanku. Aku tak tega melihatnya.
"kenapa baru sekarang mencari Naena?" bentakku pada wanita itu.
Wanita itu tercengang kaget. Aku merasa kasihan sekaligus ingin sekali menampar wajahnya yang selalu dipoles di salon.
Aku menangis, tak hanya mataku, hatiku pun menangis. Kenapa ini harus terjadi.

Wanita itu berdiri dan menatapku penuh harap. Wanita itu mengaku dirinya salah dan khilaf pada Naena. Tidak pernah mengurus Naena dan hanya mementingkan diri, job, dan kecantikannya saja. Wanita itu ingin sekali dipertemukan dengan Naena. Aku pasrah, dengan berat hati aku mengantarkannya. Dalam hatiku berbisik
"maafkan aku sahabatku"

Dengan mengendarai Odissey nya, aku mengantarkan wanita seksi itu ke tempat peristirahatan Naena.
Wanita itu bingung setewlah aku bilang,
"disinilah Naena"

Tak henti hentinya aku meneteskan air mata. Dulu Naena, sahabatku yang selalu menemaniku, kini hanya bisa kupandangi namanya yang terukir dibatu nisan.
Wanita itu juga menangis histeris dan berkali kali meminta maaf pada Naean. Wanita itu memeluk batu nisan yang tertancap diatas tanah.
Aku tak kuasa melihat sahabatku ditimbun tanah, akupun lari menjauh dan berusaha menenangkan diriku.
Selang beberapa menit, wanita itu menepuk pundakku dan berkata,
"sejak kapan , dan kenapa?"
"seminggu yang lalu, leukemia" jawabku singkat dan tanpa menolehkan wajahku padanya.
"kenapa tidak memberitahuku?"
Kupalingkan wajahku dan kutatap matanya, aku berkat a seakan menyalahkannya.
"kenapa harus diberitahu, justru tante yang harusnya tahu sendiri kenapa ini semua bisa terjadi"

Naena memang tak pernah memberitahu siapapun tentang penyakitnya, hanya kepadaku. Mamanya saja tidak. Mama yang jarang sekali ada dirumah, sampai sampai mencium kening Naena anaknya sendiri, tidak pernah.
"tantememang nggak pantas menjadi seorang mama" umpatku kesal
"tahukah anda, sehari sebelum Naena menghembuskan nafasnya yang terakhir, yang ia ingin cuma satu, ia ingin sekali mencium kening mamanya"
Tak terasa air mata menetes deras diwajahku,
"dan yang harus anda sesali, kenapa anda menyia-nyiakan putri anda satu-satunya"

Aku berlari meninggalkan wanita itu sendiri, aku terus berlari tanpa menoleh kebelakang sekalipun. Wanita itu mengejarku.
"tunggu Samantha... maafkan saya" teriakan wanita itu sampai ke telingaku.
Sampai akhirnya, ada batu kecil yang menjegal kakiku sampai aku terjatuh. Siku dan lututku berdarah, dan telapak tanganku lecet.
"Sam"
wanita itu mencium keningku
"itu untukmu dan Naena "
Wanita itu juga memelukku penuh kasih sayang, dari binar matanya terpancar cinta seorang ibu. Aku balik mencium keningnya.
"ini untukmu Naena" bisikku
"maafkanlah ibumu Naena, walaupun kini kau jauh, tapi kenanganmu akan selalu hadir dihatiku sahabatku"


Hallo, Aku Andri... Siapapun yang baca kuucapkan selamat datang di Blog buatanku. Emang gak terlalu bagus ato yang mewah-mewah, walopun gak mewah tapi cukup membantuku tuk iseng2 kalo lagi gak ada kerjaan.
O ya, sampe lupa.. nee tulisan tentang diriku sedikit.
Perlu diketahui kalo aku lahir di Rumah Bidan tanggal 21 April, di daerah asalku, Waah kayak diperingati seluruh wanita diseluruh dunia neeh.... Aku dilahirkan sebagai manusia biasa yang gak terlalu beda dengan manusia yang lain. Cuz, sama2 ciptaan Tuhan. Karena aku juga manusia, aku pengen dianggap dan dipandang sebagai manusia.
Aku lahir dari seorang ibu dan bapak yang emang bener2 bisa menjadi orang tua yang bijak..
Ya inilah aku ........